Apa Perbedaan Novel Sejarah dengan Novel Lain pada Umumnya?

Apa Perbedaan Novel Sejarah dengan Novel Lain pada Umumnya?


Novel sejarah adalah salah satu genre sastra yang populer di kalangan pembaca. Novel ini menyajikan cerita yang didasarkan pada peristiwa dan tokoh sejarah yang sebenarnya terjadi. Meskipun demikian, novel sejarah memiliki beberapa perbedaan dengan novel lain pada umumnya.

Perbedaan dalam Latar

Perbedaan yang paling mencolok antara novel sejarah dengan novel lain pada umumnya adalah latarnya. Latar novel sejarah biasanya adalah masa lalu, yaitu masa di mana peristiwa sejarah yang diceritakan terjadi. Hal ini tentu berbeda dengan novel lain pada umumnya yang bisa memiliki latar di masa lalu, masa kini, atau masa depan.

Perbedaan dalam Tokoh

Perbedaan lain antara novel sejarah dengan novel lain pada umumnya adalah tokoh-tokohnya. Tokoh-tokoh novel sejarah biasanya adalah tokoh-tokoh sejarah yang sebenarnya pernah hidup. Namun, terkadang novel sejarah juga menghadirkan tokoh-tokoh fiksi yang mendukung cerita.

Perbedaan dalam Cerita

Perbedaan terakhir antara novel sejarah dengan novel lain pada umumnya adalah ceritanya. Cerita novel sejarah biasanya berfokus pada peristiwa sejarah yang terjadi. Namun, terkadang cerita novel sejarah juga menghadirkan unsur-unsur fiksi, seperti konflik, karakter, atau plot.

Contoh novel sejarah 

Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer adalah novel sejarah pertama dalam tetralogi Buru yang menceritakan tentang kehidupan Minke, seorang pribumi priyayi yang bersekolah di HBS (Hoogere Burger School), sekolah menengah atas untuk orang-orang Belanda dan pribumi terdidik. Novel ini berlatar di Hindia Belanda pada awal abad ke-20 dan mengisahkan tentang perjuangan Minke untuk memperjuangkan hak-hak kaum pribumi.


Jejak Langkah karya Pramoedya Ananta Toer adalah novel sejarah kedua dalam tetralogi Buru yang menceritakan tentang kehidupan Minke setelah dibuang ke Pulau Buru. Novel ini mengisahkan tentang perjuangan Minke untuk tetap berkarya dan memperjuangkan hak-hak kaum pribumi meski berada dalam kondisi yang sulit.


Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari adalah novel sejarah yang menceritakan tentang kehidupan Sarni, seorang ronggeng yang hidup di Dukuh Paruk, sebuah desa di Jawa Tengah. Novel ini berlatar di masa Orde Baru dan mengisahkan tentang dampak pembangunan proyek transmigrasi terhadap kehidupan masyarakat Dukuh Paruk.


Tanah Air Beta karya Mochtar Lubis adalah novel sejarah yang menceritakan tentang kehidupan Hasan, seorang pemuda yang tinggal di desa kecil di Sumatra Utara. Novel ini berlatar di masa penjajahan Jepang dan mengisahkan tentang perjuangan Hasan untuk melawan penjajahan Jepang.


Bumi Sangkuriang karya Kuntowijoyo adalah novel sejarah yang menceritakan tentang kisah cinta Sangkuriang dan Dayang Sumbi, tokoh dalam legenda Sangkuriang. Novel ini berlatar di masa Kerajaan Sunda dan mengisahkan tentang perjuangan Sangkuriang untuk mendapatkan cinta Dayang Sumbi.


Novel-novel sejarah di atas memiliki daya tarik tersendiri bagi pembaca. Selain menyajikan cerita yang menarik, novel-novel tersebut juga memberikan pengetahuan tentang peristiwa dan tokoh sejarah yang sebenarnya terjadi.

Kesimpulan

Novel sejarah adalah genre sastra yang memiliki ciri khas tersendiri. Novel ini menyajikan cerita yang didasarkan pada peristiwa dan tokoh sejarah yang sebenarnya terjadi. Perbedaan-perbedaan antara novel sejarah dengan novel lain pada umumnya menjadikan novel sejarah sebagai genre sastra yang unik dan menarik.

Komentar